Senin, 18 Juli 2011

SMS Pada Gusti Allah



Aku terbangun pada suatu malam dalam sebuah keheningan,merasakan sebuah rasa gelisah dari perjalanan hidupku.Bukan karena sebuah ketakutan juga bukan sebuah kekhawatiran tentang perjalanan yang dibentangkan oleh Allah selanjutnya.

Namun lebih dari sebuah rasa gelisah tentang gejolak perasaan yang mendekam dalam ketidaktahuan dan kelemahan akan sebuah cerita dan dangkalnya keadaan.

Entahlah,mengapa aku menjadi seorang yang lambat dalam mengambil sebuah keberanian.Aku hanya ingin menjadi sesorang yang benar-benar patuh pada keadaan.

Aku bahkan harus terbangun lalu menulis sesuatu yang menghibur hatiku dalam paragraf pertama di atas itu.

Aku hanya mencari sesuatu yang hingga hari ini tak kutemukan meski perjalananku terseok-seok jatuh bangun untuk mendapatkannya.

Aku harus membayangkan lagi bagimana aku harus tertahan dalam sebuah kamar pikiran yang membuatku tak tahu apa yang terjadi di depan mataku.Lembaran mimpi yang sama sekali tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Begitulah perjalanan panjang ini aku simpulkan buatan Gusti Allah tanpa aku harus membaca dan menghapal skenarionya.Tapi sungguh! Aku menikmatinya kala semuanya lakon dipentaskan babak per babak.

Aku kini sedang mendapatkan lakon baru hati yang tak tahu akan berakhir seperti apa dengan peran yang akan kujalani.

Ada guratan bekas luka yang mengering dalam hati, agak njarem,perih dan juga menimbulkan sedikit teriakan histeris meski dalam diam.

Mungkin,beginilah sebuah luka dari sikap yang dinamakan kesabaran.Karena aku berharap bukan luka kebodohan,tetapi luka sikap baik anak manusia di alam raya.

Baca!hingga paragraf ini,aku belum menceritakan keadaan hatiku yang sesungguhnya.Dasar!kepada tulisan saja aku malu mengungkapkannya,apalagi kepada suara yang harus aku rangkai bersama kata-kata.

Maaf aku tertawa!akhirnya kalimat diatas pun muncul secara tiba-tiba dan tepat pada sasarannya.Buktinya, kini hatiku seperti terbebas dari belenggu yang mengikat begitu kuat sejak tadi.

Apakah hatiku selama ini kering tanpa cinta?hmm..tidak juga.Aku sendiri sulit untuk menafsirkannya.Hmm..mungkin bukan perjalanan cinta yang benar?

Aku tak pernah memiliki hubungan yang istimewa dengan wanita serta memiliki perasaan cinta.Ach!tidak juga..buktinya aku memiliki sejumlah gadis-gadis idola yang membuatku seperti orang nekad ingin memilikinya.

Mereka tidak istimewa juga.Tak memiliki sifat dan sikap seperti khodijah kok?tak memiliki kemanjaan seperti Aisyah yang membuat rumah laksana taman surga.

Biasa aja,mungkin hanya face yang imut atau sikap yang manis dan lucu hingga membuat hatiku seperti harus memujinya.

Lagi,aku sombong dan mengungkapkan sikap kemunafikan serta kemalasan untuk mengakui kelebihan gadis-gadis yang namanya melekat ke otak dan pikiranku.Tertawa hatiku!.

Aku sering ditahan oleh sebuah kepasrahan yang berharap agar sikapku tak salah tertanam dan menjadi prinsipku selama ini.

Aku tak tercipta untuk menjadi sosok manusia yang nakal,kusruh dan sak karepE dewe,karena lingkunganku menahanku dengan prilaku dan teladan-teladan yang baik dalam menyikapi pergaulan.

Aku menundukkan pandangan dan membuat hatiku tak kuumbar sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Aku menemukan rasa hati yang berteriak.Aku menjadi santri nangggung yang berada diantara dua hal.Alim yang total menundukkan pandangan dan setengah alim yang masih pingin nglirik karena gak mampu menahan.Tertawa lagi aku!.

Ya!mungkin paragraf diatas yang paling bisa mengawali perasaan hatiku.

Maaf, aku mulai merasakan capek untuk meneruskan pembicaraan hatiku di tulisan ini.Aku tutup dengan satu hal.Aku berharap dan berdo'a, Ngapunten Gusti!! :-).send......

Sms do'a ke Gusti Allah pada malam jum'at 29/4/2011 sekitar pukul 2.57 dini hari.

Surat tak berperangko untuk gusti Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar